Makanan Khas Mesir memiliki keunikan tersendiri karena terkenal dengan penggunaan rempah yang sederhana, serta cita rasanya yang cenderung sedikit asam, hal ini sesuai dengan selera masyarakat Mesir yang gemar dengan rasa asam dalam sajian mereka. Rempah-rempah yang sering digunakan dalam masakan Mesir meliputi Cumin (Jintan Asli), Bawang Putih, Jeruk Nipis, dan Tomat. Dari segi sejarah, beberapa hidangan khas Mesir memiliki akar keaslian yang murni, sementara yang lain telah terpengaruh oleh masakan dari negara lain, namun telah mengalami adaptasi sehingga Mesir memiliki versi tersendiri dari hidangan tersebut.
14 Makanan Khas Mesir: Berpetualang Kuliner di Bumi Firaun
Berikut adalah daftar 14 makanan khas Mesir :
Ta’miya / Falafel
Makanan ini umumnya dikenal dengan nama Falafel, namun di Mesir memiliki nama aslinya, yaitu Ta’miyya(طعمية ). Falafel terbuat dari berbagai jenis kacang-kacangan, seperti kacang koro, kacang fava, atau kacang Chickpea. Ta’miyya biasanya disantap oleh masyarakat Mesir sebagai sarapan bersama Roti Pita. Bentuknya menyerupai perkedel goreng berwarna gelap, tetapi ketika dibelah biasanya berwarna hijau. Makanan ini sangat populer dan disukai oleh banyak orang di luar Mesir. Bahkan di beberapa negara lain seperti Jerman dan Amerika, Falafel sangat digemari sebagai alternatif sehat berupa sandwich, karena makanan ini 100% vegetarian.
Ful Medames
Ful Medames, atau lebih dikenal dengan sebutan Ful, adalah pasangan atau pelengkap dari Ta’miyya karena sering dijual oleh toko yang sama sebagai sarapan. Bahan pembuatannya hampir sama, yaitu kacang Koro/Fava Bean yang direbus dan dihancurkan dengan garpu atau blender sehingga menjadi seperti bubur dengan tekstur agak kasar. Ful biasanya disantap dengan Roti Pita dan sering disiram dengan minyak zaitun serta diberi potongan bawang bombay mentah. Bumbunya sederhana, terdiri dari Jintan (Cumin), Jeruk Nipis, Garam, dan Minyak Zaitun. Secara sejarah, Ful dan bawang bombay tercatat dalam kitab suci Al-Qur’an sebagai makanan yang dirindukan oleh Bani Israil ketika eksodus. Tidak hanya tercatat di Al-Qur’an, Ful juga diulas dalam kitab Talmud tentang cara memasaknya. Jika Anda ingin merasakan makanan yang memiliki akar sejarah ribuan tahun dan dianggap mengalahkan makanan Surga (Man’na & Salwa), cobalah memakan Ful dengan Roti Pita dan Bawang Bombay (Merah) Mentah.
Kushari
Kushari atau Koshari merupakan Makanan Khas Mesir yang kaya akan Karbohidrat karena terdiri dari campuran Nasi, Macaroni, Kacang Lentil, Kacang Chickpea yang ditaburi dengan Bawang Goreng, serta Saus Bawang Putih dan Tomat yang Asam dan bercuka. Jika di Indonesia terkenal dengan nasi Uduk atau Nasi Ulam, bisa dibilang bahwa Kushari juga hampir memiliki status yang sama. Umumnya, kushari tidak disajikan dengan Daging apapun. Di Mesir, terdapat banyak restoran atau tempat makan khusus Kushari, biasanya perbedaannya terletak pada saus tomatnya.
Hamam Mahshi
Hamam Mahshi merupakan makanan favoritnya. Hamam Mahshi terbuat dari anak burung merpati yang perutnya diisi dengan nasi rempah lalu dipanggang. Makanan ini termasuk makanan mewah di Mesir dan biasanya disajikan untuk tamu istimewa.
Fatta
Fatta adalah Nasi yang dimasak secara berlapis dengan Daging Sapi (kadang-kadang disertai kaki sapi) pada umumnya serta Roti Pita yang dipanggang hingga kering lalu dihancurkan, dan terakhir disiram dengan saus cuka dan Tomat. Makanan ini umumnya disantap pada hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha, namun juga sering dimasak sebagai hidangan makan siang keluarga.
Mombar
Mombar adalah nasi rempah yang dimasukkan ke dalam usus sapi, kemudian digoreng. Umumnya dijual di pinggir jalan atau warung makan khusus. Proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama karena melibatkan teknik khusus dalam membersihkan usus sapi agar bersih dan tidak robek. Selain itu, proses perebusan nasi hingga matang juga memakan waktu yang lama. Bahkan saat menggorengnya, perlu dilakukan dengan hati-hati agar tidak pecah atau robek.
Mahshi
Mahshi dikenal juga dengan nama dolma di Turki. Namun, secara umum, orang Mesir mengenalnya dengan nama Mahshi atau Mahsi. Secara singkat, ini adalah versi lontong ala Mesir yang kulitnya dapat terbuat dari berbagai macam sayuran, mulai dari terong, paprika, kentang, daun anggur, kol, dan banyak jenis sayuran lainnya. Rasanya asam dan asin, tetapi lembut dan tidak terlalu kuat rempahnya. Di Mesir, Mahsi biasanya disantap hampir setiap hari atau minimal tiga kali seminggu.
Moussaka
Dikenal di Mesir dengan nama Mesaqa‘ah, Moussaka terbuat dari terong yang dipotong dan digoreng terlebih dahulu, kemudian disusun di loyang, ditambahkan daging, lalu disiram dengan saus tomat khusus (dengan cuka dan bawang putih), dan terakhir dipanggang.
Shawarma
Makanan yang satu ini sangat terkenal di Mesir sebagai makan malam dan juga dikenal hampir di seluruh Dunia. Umumnya di Mesir, Shawarma dibuat dari daging sapi dan lemak domba yang ditumpuk pada sebuah tiang besi lalu dipanggang dengan mesin yang berputar. Bagian yang sudah matang kemudian dipotong dan dimasukkan ke dalam roti serta ditambahkan saus Tahina. Namun sayangnya, di Indonesia terjadi kesalahpahaman yang cukup fatal, di mana Shawarma sering disamakan dengan Kebab. Padahal, Kebab adalah sate, sedangkan daging yang digulung dengan roti adalah Shawarma. Di Indonesia, Shawarma yang umumnya tersedia menggunakan daging olahan pabrik dan tidak menggunakan saus Tahina. Untungnya, ada Cairo Food yang menyajikan Shawarma sebagaimana aslinya dengan daging asli dan saus Tahina.
Mulukhiyah
Bahan dasar Mulukhiya atau Molokhia adalah campuran kuah ayam atau sapi yang dicampur dengan daun jute mallow Arab atau Nalta jute atau tossa jute atau bush okra. Daun ini umumnya terkenal di Afrika dan sangat kaya akan zat besi, kalium, Vitamin A, Vitamin C, & Vitamin B6. Pada pembuatannya, daun mulukhiya dihancurkan menjadi sangat kecil dengan menggunakan sebuah pedang bengkok khusus, hal ini dilakukan untuk mencegah daun menjadi terlalu lembut seperti pada blender. Kemudian dimasak dengan ketumbar dan bawang putih serta kaldu daging. Biasanya Mulukhiya disajikan dengan roti atau nasi. Jangan kaget dengan tekstur sop yang sangat berlendir, karena rasanya dan manfaatnya sangat luar biasa.
Fesikh
Fesikh atau Feseekh secara singkat adalah jenis ikan asin yang difermentasikan dalam air garam selama 1 bulan, sehingga menghasilkan rasa dan aroma yang sangat kuat dan unik bagi sebagian orang. Di Mesir, penduduk terbagi menjadi dua kubu, yaitu yang menyukai dan membenci Fisikh. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kemungkinan besar Anda tidak akan menyukai makanan ini. Secara sejarah, makanan ini sudah ada sejak zaman dahulu kala. Namun, makanan ini banyak dihindari karena sering terjadi kasus keracunan makanan akibat proses pembuatannya yang tidak tepat.
Macaroni Béchamel
Konon, Makarona bashamel berasal dari Yunani dan kemudian masuk ke Mesir melalui kota Alexandria. Makanan ini juga dikenal dengan nama Pastitsio atau Makaroni schotel. Makarona bashamel memiliki versi tersendiri di Mesir yang rasanya sangat enak. Lapisan paling bawah biasanya terdiri dari Macaroni, di atasnya adalah daging, kemudian saus béchamel, dan terakhir Macaroni lagi. Dipanggang dan biasanya disajikan sebagai hidangan makan siang keluarga di Mesir.
Hawawshi
Hawawshi adalah campuran daging sapi giling dengan bawang bombay dan jintan, kemudian masih dalam keadaan mentah dimasukkan ke dalam roti pita dan dipanggang hingga matang. Rasanya sangat sederhana tapi enak.
Kisk
Kisk adalah makanan khas Mesir berjenis bubur yang disajikan dengan taburan bawang goreng. Meskipun nama Kisk atau Kishk dikenal juga di negara lain, namun varian yang ada di Mesir memiliki perbedaan tersendiri. Kishk di Mesir dibuat dari yogurt, tepung, beras, serta kaldu Ayam.
Jika diperhatikan, hampir mayoritas makanan khas Mesir memiliki rasa asam serta menggunakan jintan (cumin) sebagai bumbu utamanya.