Jum. Mei 10th, 2024
Matcha dan Green Tea - Tampak Sama Tapi Sebenarnya Berbeda - Featured ImageMatcha dan Green Tea - Tampak Sama Tapi Sebenarnya Berbeda - Featured Image
Bagikan artikel ini:

Perbedaan Matcha dan Green Tea – Tidak sedikit orang yang menyamakan matcha dengan green tea atau sebaliknya. Matcha dan green tea memiliki hubungan erat, terutama karena keduanya berasal dari daun teh yang sama, yaitu Camellia sinensis. Kedua varian teh ini sangat populer karena rasa yang lezat dan manfaat kesehatannya yang melimpah. Walaupun berasal dari daun tanaman yang sama, perlu diketahui bahwa matcha dan green tea sebenarnya memiliki perbedaan yang signifikan. Ingin mengetahui lebih lanjut mengenai perbedaan antara matcha dan green tea? Temukan informasi selengkapnya mengenai perbedaan keduanya.

Apa itu Matcha?

Apa itu Matcha?
Apa itu Matcha?

Matcha adalah variasi teh hijau yang berbentuk bubuk, dihasilkan dari daun teh hijau muda yang digiling menjadi bubuk halus berwarna hijau cerah. Proses panen matcha serupa dengan green tea, di mana daun teh ditanam di tempat teduh beberapa minggu sebelum panen untuk menghasilkan bubuk dengan warna hijau cerah, rasa kaya, dan sedikit manis.

Matcha sangat terkenal di Jepang, di mana tradisinya adalah mengocok bubuk matcha dengan menggunakan alat seperti pengocok, sendok, atau ayakan, lalu mencampurnya dengan air panas. Metode ini berbeda dari penyeduhan teh biasa. Hasilnya adalah minuman berbusa yang bisa diminum langsung dari mangkuk. Selain dikonsumsi sebagai minuman, matcha juga sering ditambahkan ke dalam minuman beraroma atau makanan panggang.

Umumnya, terdapat dua jenis matcha, yaitu ceremonial grade matcha (matcha kelas seremonial) dan culinary grade matcha (matcha kelas kuliner). Ceremonial grade matcha dibuat dengan kualitas tertinggi dan biasanya diminum dalam upacara minum teh tradisional Jepang. Matcha ini memiliki rasa halus dan nuansa yang khas, dan sebaiknya diminum tanpa tambahan pemanis atau perasa lainnya.

Di sisi lain, culinary grade matcha memiliki kualitas lebih rendah daripada ceremonial grade matcha. Rasanya lebih kuat dan tidak memiliki nuansa khusus. Matcha kelas kuliner dirancang khusus untuk kebutuhan kuliner dan dapat ditambahkan ke dalam latte, smoothie, makanan panggang, dan berbagai resep lainnya.

Sejarah Matcha

Sejarah Matcha
Sejarah Matcha

Matcha dihasilkan dari daun teh hijau yang melalui proses khusus untuk menghasilkan bubuk halus berwarna hijau cerah. Asal-usul matcha pertama kali diproduksi di Cina pada masa Dinasti Tang. Seorang biksu Tiongkok membawa matcha ke Jepang pada abad ke-12 bersamaan dengan agama Buddha. Pada saat itu, matcha digunakan dalam upacara ritual oleh biksu Tiongkok, dan penggunaan matcha oleh biksu Jepang berkembang pesat.

Pada abad ke-15, popularitas matcha menyebar dengan cepat, termasuk di kalangan kelas atas di Jepang. Selama berabad-abad, upacara minum teh dengan matcha terus berkembang. Saat ini, matcha kelas tertinggi berasal dari Jepang, sehingga banyak orang mengaitkannya dengan negeri Matahari Terbit. Meskipun demikian, klaim ini tidaklah salah, mengingat matcha

Metode Persiapan Matcha

Secara tradisional, matcha tidak diseduh, melainkan diaduk atau dikocok menggunakan pengocok, sendok, atau ayakan, lalu dicampur dengan air panas pada suhu sekitar 175 derajat Fahrenheit. Bubuk matcha biasanya diayak ke dalam mangkuk, dan ditambahkan sekitar 6 ons air panas. Metode persiapan matcha ini menghasilkan busa di permukaan minuman.

Baca Juga  Teh Jahe Campur Jeruk Nipis: Senjata Rahasia untuk Menurunkan Berat Badan

Walaupun begitu, cara tersebut hanyalah tradisional, dan Anda dapat menyiapkan matcha sesuai dengan selera pribadi. Jangan ragu untuk eksperimen dengan rasio antara matcha dan air panas untuk menemukan yang paling cocok bagi Anda.

Apa itu Green Tea?

Apa itu Green Tea?
Apa itu Green Tea?

Green tea atau teh hijau adalah salah satu varian dari berbagai jenis teh yang diproduksi dari daun tanaman camellia sinensis. Daun tersebut umumnya diproses dengan cara dibakar atau dikukus, atau sederhananya diseduh untuk menghentikan oksidasi dan mempertahankan warna hijau cerah serta karakter teh yang ringan dengan rasa berumput.

Dalam proses penyeduhan green tea, daun camellia sinensis direndam dalam air panas. Teh hijau berasal dari China dan sekarang juga ditanam di banyak negara Asia lainnya, termasuk Jepang, Vietnam, dan Korea. Berbagai varietas tanaman teh menghasilkan banyak jenis teh hijau. Kandungan kafein di dalamnya membuatnya cocok untuk diminum di siang hari, baik sebelum, selama, atau setelah makan, dan bahkan dapat membantu pencernaan.

Green tea populer di beberapa negara, seperti di Tiongkok, Taiwan, Hong Kong, Jepang, Timur Tengah, Asia Tenggara, dan telah mendapatkan popularitas di negara-negara Barat yang sebelumnya lebih suka teh hitam. Di Jepang, green tea adalah minuman umum dengan berbagai varietas, termasuk gyokuro, matcha, sencha, hojicha, bancha, dan banyak lagi.

Sejarah Green Tea

Sejarah Green Tea

Sejarah green tea bermula dari Tiongkok, dan berdasarkan penelitian mitos dan arkeologis, teh mungkin telah dikonsumsi di Tiongkok selama tiga ribu tahun terakhir. Teh dianggap sebagai hidangan populer, baik di kalangan elit maupun rakyat biasa selama berabad-abad. Pada abad ketujuh dinasti Tang, teh hijau telah menjadi bagian integral dari kehidupan Tiongkok, dan banyak perkembangan signifikan, termasuk metode budidaya khusus, persiapan upacara, dan nilai budaya lainnya.

Pada sekitar abad keenam, konsumsi dan produksi teh menyebar dari Cina ke Jepang, serta ke negara-negara tetangga seperti Korea dan Vietnam. Saat ini, green tea sering dikaitkan dengan Jepang, sebagaimana halnya dengan Tiongkok. Namun, metode persiapan green tea di Jepang umumnya melibatkan proses pengukusan, berbeda dengan metode pemanggangan yang umum di Cina, menghasilkan warna hijau yang lebih cerah dan rasa yang lebih kompleks.

Metode Persiapan Green Tea

Metode Persiapan Green Tea
Metode Persiapan Green Tea

Green tea memiliki berbagai metode persiapan tergantung pada jenis teh yang akan diseduh. Umumnya, teh hijau diseduh dengan suhu yang lebih rendah dibandingkan jenis teh lainnya, berkisar antara 140 hingga 175 derajat Fahrenheit. Metode ini melibatkan proses penginfusan daun teh untuk jangka waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan jenis teh lainnya. Contohnya, green tea Jepang yang dikukus hanya membutuhkan 30 detik, sementara jenis lainnya bisa memakan waktu hingga empat menit. Penting untuk diingat bahwa menyeduh teh hijau terlalu lama dapat membuatnya menjadi pahit.

Secara umum, green tea memiliki rasa yang lebih lembut dan halus dibandingkan dengan varian teh lainnya. Namun, jika diseduh terlalu lama atau menggunakan air yang terlalu panas, bisa menghasilkan rasa pahit atau gosong, bukan rasa yang lembut. Oleh karena itu, penting untuk mengikuti rekomendasi waktu dan suhu yang tepat untuk menyeduh green tea agar mendapatkan rasa yang optimal.

Perbedaan Matcha dan Green Tea

Negara Asal

Meskipun teh hijau dan matcha berasal dari tanaman yang sama, keduanya sering diasosiasikan dengan negara asal yang berbeda. Matcha memiliki sejarah panjang di Jepang dan banyak diproduksi di negara tersebut. Matcha juga menjadi bagian integral dari budaya dan kuliner Jepang. Di sisi lain, daun green tea (camellia sinensis) ditanam di Cina, Jepang, dan negara Asia lainnya seperti Vietnam. Daun teh ini diketahui berasal dari Cina, di kaki pegunungan Himalaya, dan menyebar ke berbagai wilayah.

Baca Juga  Sate Maranggi Khas Purwakarta: Sate Unik Dari Jawa Barat

Budidaya

Perbedaan antara matcha dan green tea terletak pada metode panennya. Matcha melibatkan banyak tahap sebelum dikonsumsi. Matcha dihasilkan dari daun teh hijau muda, yang kemudian dikukus untuk menghentikan oksidasi. Langkah selanjutnya adalah menggiling daun teh hingga membentuk bubuk halus.

Sementara itu, green tea atau teh hijau berasal dari tanaman camellia sinensis, yang kemudian melalui proses pembakaran atau pengukusan daun untuk menghentikan oksidasi. Di Jepang, green tea umumnya dikukus, sedangkan di Cina, teh hijau cenderung dipanggang. Daun teh selanjutnya dibentuk, dikeringkan, dan dikemas.

Metode Persiapan

Matcha melalui serangkaian proses yang membuatnya menjadi bubuk halus. Karena bentuknya itu, matcha tidak diseduh seperti teh pada umumnya, melainkan dicampur dengan air panas pada suhu sekitar 175 derajat Fahrenheit. Campuran bubuk matcha dan air panas tersebut kemudian dikocok hingga menghasilkan busa.

Metode persiapan ini berbeda dengan green tea. Salah satu varian teh hijau ini umumnya diseduh dengan cara merendam daun teh dalam air panas pada suhu sedikit lebih rendah, berkisar antara 140 hingga 175 derajat Fahrenheit, dengan waktu penyeduhan singkat, sekitar satu hingga empat menit. Pembuatan green tea juga tergantung pada jenis tehnya, dan bisa juga dilakukan dengan cara menginfuskan daun teh camellia sinensis.

Cara Konsumsi

Perbedaan selanjutnya antara matcha dan green tea terletak pada cara konsumsinya. Matcha, yang terdiri dari dua jenis yang berbeda, dikonsumsi sesuai dengan jenisnya. Pertama, ceremonial grade matcha atau kelas seremonial memiliki rasa matcha yang paling segar, enak, dan halus. Jenis ini dimaksudkan untuk dikonsumsi tanpa tambahan pemanis atau perasa lainnya, menikmati dan menghargai rasa yang unik.

Jenis matcha lainnya, yaitu culinary grade matcha, sesuai namanya, lebih cocok untuk keperluan kuliner. Misalnya, dicampur dengan susu untuk membuat latte atau digunakan dalam koktail beralkohol, atau sebagai bahan dalam pembuatan kue. Culinary grade matcha memiliki rasa yang kuat namun creamy, dengan sentuhan pahit yang tetap terasa meskipun dicampur dengan bahan lain. Karena ditujukan untuk keperluan kuliner, culinary grade matcha biasanya lebih terjangkau harganya.

Sementara itu, green tea umumnya dikonsumsi tanpa tambahan pemanis seperti gula, krim, atau bahan lainnya, karena penambahan tersebut dapat mengurangi manfaat kesehatan dari green tea. Meskipun demikian, green tea bisa diberi sentuhan unik dengan menambahkan perasan jus lemon untuk memberikan kombinasi rasa yang berbeda dari green tea.

Rasa

Meskipun menggunakan daun tanaman yang sama, yaitu camellia sinensis, matcha dan green tea memiliki kemiripan namun rasa yang sedikit berbeda. Rasa matcha sering dijelaskan sebagai teh hijau yang lebih kuat dan pekat, dengan sentuhan sepat, sedikit manis, dan kehadiran rasa creamy. Pada tingkat tertentu, matcha bisa memiliki rasa yang sangat pahit. Di sisi lain, green tea memiliki kompleksitas rasa yang beragam, bisa lebih ringan, lembut, hambar, segar, atau berbunga, tergantung pada proses pengolahannya.

Baca Juga  Apa Itu Red Velvet? Terbuat Dari Apa Dan Ini Sejarahnya

Warna

Perbedaan warna antara matcha dan green tea terlihat jelas. Bubuk matcha memiliki warna hijau yang pekat, sedangkan green tea berwarna kekuningan. Saat disiapkan untuk dikonsumsi, warna keduanya juga berbeda. Matcha memiliki warna hijau cerah, sementara green tea memiliki warna kekuningan yang umumnya bening seperti teh pada umumnya.

Kandungan Kafein

Semua teh yang berasal dari tanaman camellia sinensis mengandung kafein. Matcha memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi dibandingkan dengan green tea. Kadar kafein dalam matcha hampir sebanding dengan teh hitam (black tea) dan sedikit lebih rendah dibandingkan kopi seduh. Ini karena saat mengonsumsi matcha, Anda mengonsumsi seluruh daun teh, sehingga kafeinnya jauh lebih pekat. Tanaman teh yang digunakan untuk matcha juga mengalami proses naungan sebelum dipanen, yang berdampak pada tingginya kadar kafein.

Sebaliknya, green tea cenderung memiliki kadar kafein yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis teh lainnya. Kandungan kafein pada green tea hanya sekitar setengah dari kandungan kafein dalam secangkir kopi. Selain itu, saat Anda mengonsumsi green tea, Anda hanya meminum air seduhan teh, bukan seluruh daun teh. Meskipun ada perbedaan dalam kandungan kafein, penting untuk memahami batas kafein yang dapat diterima oleh tubuh, terutama saat mengonsumsi matcha yang memiliki kandungan kafein yang tinggi.

Kandungan Antioksidan

Matcha dan green tea merupakan dua jenis teh yang kaya akan antioksidan, namun kandungannya berbeda. Matcha memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan green tea, hal ini disebabkan oleh kandungan kafein yang lebih tinggi dalam matcha. Selain itu, matcha memiliki kepekatan yang lebih tinggi, sehingga kandungan antioksidannya juga lebih tinggi.
Harga

Perbedaan lain antara matcha dan green tea terletak pada harganya. Matcha umumnya dijual dengan harga lebih tinggi, dan harganya bervariasi berdasarkan jenis matcha. Harga yang tinggi ini mencerminkan kualitas dan manfaat kesehatan yang tinggi dari matcha. Sementara itu, green tea biasanya dijual dengan harga yang lebih terjangkau, terutama jika Anda membelinya dalam bentuk minuman siap saji.

Manfaat

Dari segi manfaat, terdapat perbedaan antara matcha dan green tea. Bubuk matcha diketahui memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan green tea, bahkan diperkirakan memiliki tiga kali lipat lebih banyak antioksidan. Jenis antioksidan yang khas pada matcha disebut katekin, terutama catechin EGCg (epigallocatechin gallate), yang memiliki sifat melawan kanker yang kuat. EGCg juga membantu melawan radikal bebas seperti polusi, sinar UV, radiasi, dan bahan kimia, yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan DNA. Lebih dari 60% katekin dalam matcha adalah EGCg, menjadikannya konsumsi harian yang potensial untuk mendukung kesehatan dan keseimbangan tubuh.

Green tea juga memiliki manfaat dengan kandungan antioksidan yang tinggi, meskipun tidak sebanyak matcha. Green tea kaya akan polifenol, senyawa alami yang dapat mengurangi peradangan, melindungi dari stres oksidatif, dan mencegah kerusakan sel. Selain itu, green tea juga mengandung katekin, memberikan manfaat serupa dengan matcha.

Walaupun kandungan antioksidan dalam green tea lebih rendah dibandingkan matcha, tetapi green tea tetap memberikan berbagai manfaat bagi tubuh, termasuk menjaga kesehatan kardiovaskular, meningkatkan fungsi kognitif, mendukung penurunan berat badan, mengatur kadar gula darah, mendukung kesehatan pencernaan, dan melindungi dari jenis kanker tertentu.

Setelah mendalaminya, dapat disimpulkan bahwa matcha dan green tea memiliki perbedaan mulai dari proses budidaya, warna, rasa, hingga manfaatnya. Meski demikian, keduanya merupakan jenis teh yang enak dan memberikan manfaat kesehatan masing-masing, baik dalam hal kuliner maupun dukungan kesehatan tubuh. Pilihan antara keduanya sebagian tergantung pada preferensi pribadi dan kebutuhan kesehatan.

Buzz Biteyear

By Buzz Biteyear

To infini-tea and BEE-yond the scrumptious galaxy of flavors, where every bite is an interstellar delight! Join Buzz Light-yearning for a taste of adventure as he explores the delectable universe of cuisine, from Pizza Planet to the Milky Way-cake. Get ready to savor your way to infini-tea and BEE-yond!