Kam. Mei 9th, 2024
Perbedaan Cendol dan Dawet - Featured ImagePerbedaan Cendol dan Dawet - Featured Image
Bagikan artikel ini:

Perbedaan Cendol dan Dawet – Di Indonesia, ada berbagai jenis kuliner, termasuk makanan dan minuman, yang terkadang terlihat mirip satu sama lain. Namun, jika diperhatikan lebih teliti, setiap kuliner memiliki keunikan tersendiri, termasuk perbedaan cendol dan dawet. Kedua minuman tradisional ini dinikmati dengan menggunakan santan dan gula merah cair, memberikan rasa legit, manis, dan gurih.

Perbedaan Cendol dan Dawet

Bahan Utama

Perbedaan Cendol dan Dawet - Tepung Kacang Ijo
Perbedaan Cendol dan Dawet – Tepung Kacang Ijo

Perbedaan cendol dan dawet utamanya terletak pada bahan dasarnya. Ketika melihat warna hijau khas keduanya, mungkin terlihat bahwa mereka memiliki bahan dasar yang sama. Namun, sebenarnya, cendol dan dawet dibuat dari bahan dasar yang berbeda. Cendol menggunakan tepung hunkwe atau tepung kacang hijau sebagai bahan dasar, dan warnanya dapat berasal dari pewarna alami seperti air daun pandan atau daun suji, atau bahkan pewarna makanan buatan.

Perbedaan Cendol dan Dawet - Tepung Beras
Perbedaan Cendol dan Dawet – Tepung Beras

Sementara itu, dawet yang juga berwarna hijau menggunakan tepung beras sebagai bahan dasarnya. Pewarna yang digunakan pada dawet mirip dengan cendol, yakni air daun pandan atau daun suji, atau bahkan pewarna makanan buatan. Namun, ada juga jenis dawet yang berwarna hitam, dikenal sebagai dawet ireng, yang pewarnanya berasal dari abu sekam padi. Jadi, meskipun terlihat serupa karena menggunakan pewarna yang sama, bahan dasar cendol dan dawet tetap berbeda.

Asal Mula

Asal mula cendol dan dawet dapat menjadi perbedaan kedua di antara keduanya. Konon, ada keyakinan bahwa cendol pertama kali disebut sebagai Dawet dalam prasasti Taji di Ponorogo pada abad ke-10. Kemudian, pada abad ke-12, tepatnya pada masa Kerajaan Kediri, nama cendol diubah menjadi Kresnayana dalam naskah.

Baca Juga  17 Makanan Khas Thailand, Dari yang Viral, Ekstrem hingga Halal
Perbedaan Cendol dan Dawet - Prasasti Taji di Ponorogo pada abad ke-10
Perbedaan Cendol dan Dawet – Prasasti Taji di Ponorogo pada abad ke-10

Pada zaman Kesultanan Demak di abad ke-15, minuman es cendol mulai menyebar ke berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa Barat dan Jawa Tengah sebagai sarana dakwah. Prajurit Jawa juga membawa minuman ini ke Melaka, Malaysia, dan Singapura, dan disebut sebagai Cendol. Dari perspektif sejarah, ada indikasi bahwa cendol berasal dari Sunda, Jawa Barat.

Sementara asal usul dawet berbeda dengan cendol. Minuman es ini telah ada dalam konsumsi masyarakat Jawa kuno, sebagaimana tercatat dalam prasasti dan naskah kuno. Dawet berasal dari Banjarnegara, Jawa Tengah, tetapi seiring penyebarannya, dawet kini dapat ditemui dengan berbagai variasi di berbagai daerah di Indonesia.

Alat Pembuatan

Perbedaan cendol dan dawet juga dapat dilihat dari proses pembuatannya. Dalam pembuatan cendol, masyarakat Jawa Barat menggunakan alat khusus pencetak yang memiliki penutup penekan. Alat ini mirip dengan gelas dengan lubang-lubang kecil di bagian bawahnya. Lubang-lubang kecil ini membentuk cendol khas ketika adonan hunkwe dimasukkan. Di bagian bawah alat ini, terdapat wadah untuk menampung cendol setelah melewati alat tersebut.

Sementara itu, dawet, minuman tradisional Jawa Tengah ini dibuat dengan cara yang lebih sederhana dibandingkan cendol. Sebagian besar orang menggunakan saringan besi berongga untuk mencetak dawet. Adonan dawet hanya perlu dimasukkan ke dalam saringan dan digoyangkan perlahan. Dengan cara ini, dawet akan keluar dalam bentuk butiran halus ke dalam wadah yang sudah disiapkan.

Bentuk

Perbedaan Cendol dan Dawet - Perbedaan Bentuk
Perbedaan Cendol dan Dawet – Perbedaan Bentuk

Perbedaan dalam alat pembuatan memengaruhi hasil akhir atau bentuk dari cendol dan dawet. Bentuk kedua minuman tradisional cendol dawet dapat terlihat saat Anda memesannya. Meskipun mungkin terlihat serupa pada pandangan pertama, perbedaan bentuknya dapat ditemukan dengan teliti.

Baca Juga  Macam Macam Nasi Arab: Perbedaan Kebuli, Briyani, Mandhi, Kabsa dan Bukhari

Cendol memiliki bentuk yang cenderung lebih lonjong daripada dawet. Perbedaan ini tidak hanya disebabkan oleh alat pembuatannya, tetapi juga oleh bahan dasarnya yang menggunakan tepung hunkwe. Di sisi lain, jika Anda memerhatikan dengan cermat, dawet memiliki bentuk yang lebih panjang dengan ujung yang sedikit meruncing. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bentuk dawet juga dipengaruhi oleh alat pembuatannya yang memiliki lubang yang lebih kecil.

Tekstur

Pada dasarnya, perbedaan bahan dasar cendol dan dawet juga memengaruhi teksturnya. Mungkin Anda tidak langsung menyadari perbedaan tekstur saat menikmati kedua minuman tradisional ini. Saat Anda menikmati es cendol, Anda akan merasakan tekstur yang kenyal, hampir mirip dengan jeli. Tekstur ini diperoleh dari penggunaan tepung hunkwe dalam pembuatannya. Di sisi lain, es dawet memiliki tekstur yang lebih lembut dan halus, serta lebih tebal daripada cendol. Ini juga disebabkan oleh penggunaan tepung beras dalam proses pembuatan.

Cara Penyajian dan Topping

Perbedaan Cendol dan Dawet - Sama-sama menggunakan Santan
Perbedaan Cendol dan Dawet – Sama-sama menggunakan Santan

Cendol dan dawet adalah dua minuman tradisional yang menggunakan santan dan gula merah, namun, perbedaan dalam penyajiannya perlu dicatat. Es cendol biasanya disajikan sebagai makanan penutup atau hidangan selingan, yang cocok dinikmati saat cuaca panas. Topping yang biasanya digunakan adalah potongan nangka.

Di sisi lain, dawet, minuman khas Jawa Tengah, seringkali disajikan dalam acara pernikahan adat suku Jawa. Topping yang biasa digunakan adalah tape ketan. Meskipun baik cendol maupun dawet dapat dinikmati tanpa topping tambahan, keduanya akan tetap memiliki cita rasa legit dan gurih.

Variasi

Perbedaan cendol dan dawet yang terakhir terletak pada variasinya. Meskipun cendol dan dawet seringkali memiliki warna hijau yang sama, variasi lebih banyak ditemui pada dawet. Cendol biasanya hanya memiliki satu warna, yaitu hijau, sementara dawet memiliki berbagai variasi berdasarkan daerah asalnya.

Baca Juga  12 Marinasi Ayam yang Wajib Dicoba untuk Penggemar Ayam

Dawet adalah minuman tradisional khas Jawa Tengah yang telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, termasuk Bandung, Banjarnegara, Banyumas, Cilacap, Jakarta, Purworejo, Semarang, Solo, dan bahkan luar negeri seperti Malaysia dan Singapura. Karena penyebarannya yang luas, ada beberapa variasi dawet yang dapat ditemui, seperti dawet jabung dari Ponorogo yang terkenal dengan kemampuannya menyembuhkan penyakit sejak zaman Majapahit.

Ada pula Dawet Ayu Banjarnegara, yang merupakan varian es dawet yang paling populer di antara berbagai jenis dawet lainnya. Saat Anda berkunjung ke Purworejo, Anda akan menemukan Dawet Ireng Purworejo yang memiliki warna hitam yang unik. Dalam bahasa Jawa, “ireng” berarti hitam. Di Jepara, Anda akan menemukan dawet mentingan, dan ada juga dawet semarangan dari Semarang.

Menikmati cendol dan dawet di siang hari adalah cara yang sempurna untuk menghilangkan dahaga. Keduanya menawarkan rasa manis dan legit yang berpadu dengan tekstur unik, namun dari bahan dasar, asal usul, cara pembuatan, bentuk, tekstur, penyajian, hingga variasinya, keduanya memiliki perbedaan yang mencolok. Jadi, meskipun terlihat mirip, cendol dan dawet tetap memiliki karakteristik yang berbeda. Mana yang lebih Anda sukai?

Buzz Biteyear

By Buzz Biteyear

To infini-tea and BEE-yond the scrumptious galaxy of flavors, where every bite is an interstellar delight! Join Buzz Light-yearning for a taste of adventure as he explores the delectable universe of cuisine, from Pizza Planet to the Milky Way-cake. Get ready to savor your way to infini-tea and BEE-yond!