Kam. Mei 9th, 2024
12 Nasi Rempah Indonesia, Rasa Gurih Yang Menggugah Khas Nusantara - Featured Image12 Nasi Rempah Indonesia, Rasa Gurih Yang Menggugah Khas Nusantara - Featured Image
Bagikan artikel ini:

Nasi Rempah Indonesia – Masyarakat Indonesia memandang nasi sebagai makanan utama mereka. Nasi dihidangkan dalam berbagai kesempatan, mulai dari waktu sarapan, makan siang, hingga makan malam. Sebagai negara yang kaya akan rempah-rempah, Indonesia memiliki beragam hidangan nasi yang diberi cita rasa rempah. Jenis-jenis nasi rempah tradisional Indonesia sangatlah beragam. Pelajari lebih lanjut mengenai varietasnya di bawah ini.

12 Macam Nasi Rempah Indonesia Khas Nusantara

Nasi Uduk

Nasi Uduk
Nasi Uduk

Nasi rempah khas Nusantara yang pertama adalah nasi uduk, yang merupakan hidangan nasi khas dari Betawi. Hidangan ini sangat populer karena rasanya yang gurih, yang didapat dari penggunaan santan sebagai bahan utamanya. Nasi uduk adalah nasi putih yang dimasak dengan santan, lalu dikukus, dan diberi rempah-rempah seperti kayu manis, jahe, daun serai, merica, dan pala.

Ada beberapa spekulasi mengenai asal-usul istilah “nasi uduk.” Salah satunya adalah bahwa kata “uduk” secara etimologis berarti “susah,” menandakan bahwa awalnya nasi uduk adalah makanan untuk rakyat kecil seperti petani atau pekerja kasar. Namun, ada juga teori lain yang mengaitkan “uduk” dengan “aduk,” sehingga nasi uduk bisa diartikan sebagai “nasi yang diaduk” atau “nasi campur.”

Pada awalnya, nasi uduk diperkenalkan ke Batavia oleh pendatang dari Jawa pada tahun 1628, dan kemudian menjadi hidangan terkenal di sana. Nasi uduk Betawi ini merupakan perpaduan antara nasi uduk Jawa dan nasi lemak Melayu. Untuk memberikan sentuhan khas Betawi, hidangan ini biasanya disajikan dengan semur jengkol dan teri kacang, yang mirip dengan sambel goreng teri Jawa, serta disertai dengan tambahan teri kacang yang mirip dengan sambel goreng teri Jawa sebagai sentuhan dari nasi lemak Melayu.

Nasi uduk juga dikenal sebagai “sega gurih” dalam bahasa Jawa, tergantung pada dialek yang digunakan. Karena kepopulerannya, nasi uduk sering kali disajikan sebagai menu sarapan pagi dengan berbagai lauk seperti telur dadar, tempe orek, ayam goreng, tahu goreng, irisan mentimun, bawang goreng, sambal, serta kerupuk atau emping goreng.

Selain itu, nasi uduk juga sering disajikan dalam acara-acara khusus dengan hidangan tradisional Jawa seperti tempe kering, urap, sambal goreng, dan lauk tambahan seperti telur rebus, tempe goreng, atau tahu goreng. Pada acara selametan, nasi uduk biasanya disajikan dengan irisan telur dadar, telur bumbu, atau rendang.

Banyak masyarakat yang menambahkan mi goreng atau bihun serta kerupuk, rempeyek, atau emping sebagai pelengkap nasi uduk. Sementara itu, sambal merupakan tambahan yang umumnya disediakan oleh penjual nasi uduk, namun jenis sambal yang digunakan bervariasi dan tidak diwajibkan dalam setiap hidangan.

Nasi Kuning

Nasi Kuning
Nasi Kuning

Selain nasi uduk, hidangan nasi rempah khas Nusantara yang terkenal adalah nasi kuning. Makanan tradisional ini terbuat dari beras yang dimasak dengan kunyit, santan, dan berbagai rempah-rempah. Warna kuning yang khas berasal dari kunyit, dan dalam budaya Jawa, warna ini melambangkan kekayaan atau kemakmuran.

Nasi kuning adalah hidangan yang selalu hadir dalam berbagai upacara adat atau acara khusus sebagai ungkapan rasa syukur. Meskipun ditemukan di banyak daerah seperti Bali, Banjar, Manado, Jawa Tengah, dan Yogyakarta, resepnya umumnya berasal dari tradisi Jawa.

Pada acara adat, nasi kuning sering disajikan dalam bentuk kerucut tinggi yang disebut tumpeng, dilengkapi dengan berbagai lauk seperti telur, tempe, ayam goreng, abon, bihun, dan sambal. Rasanya gurih dan manis, namun bagi yang menyukai makanan pedas, bisa disantap dengan sambal.

Di Bali, nasi kuning memiliki makna khusus dengan empat warna keramat: putih, merah, kuning, dan hitam. Warna-warna ini mengandung makna rasa syukur dan doa akan keselamatan kepada dewa-dewi. Di Jawa, tumpeng juga menjadi simbol rasa syukur dan doa akan keselamatan kepada Tuhan.

Baca Juga  Bumbu Ngohiong: Bumbu Utama Dalam Masakan Cina

Selain menjadi bagian dari upacara adat, tumpeng juga sering dijadikan menu utama dalam berbagai perayaan seperti ulang tahun, pesta pernikahan, atau syukuran atas suatu keberhasilan. Namun, nasi kuning bisa dinikmati kapan pun, bahkan sebagai menu sarapan pagi.

Nasi Bogana

Nasi Bogana
Nasi Bogana

Nasi bogana, juga dikenal sebagai nasi begana, adalah hidangan tradisional berupa nasi rempah yang berasal dari pesisir utara Jawa Tengah, seperti Tegal dan Brebes. Bumbu-bumbu yang digunakan dalam nasi bogana meliputi bawang merah, bawang putih, jahe, ketumbar, kunyit, lengkuas, serai, dan lainnya. Seperti kebanyakan hidangan nasi rempah lainnya, nasi bogana dibungkus dengan daun pisang. Biasanya, hidangan ini disajikan dengan telur rebus, ayam suwir, tempe orek, sambal goreng ampela, kacang panjang, serundeng, mentimun, dan lainnya.

Makanan tradisional ini memiliki sejarah yang erat dengan kehidupan para sultan di masa lalu. Resepnya tetap tidak berubah dari generasi ke generasi, sehingga tetap mempertahankan cita rasa klasiknya. Warna kuning nasi bogana melambangkan keagungan, mirip dengan nasi kuning, namun dengan tambahan bubuk kelapa di atasnya.

Nasi bogana biasanya disajikan pada acara-acara istimewa seperti syukuran, bersedekah, dan ritual keagamaan Islam. Ini juga menjadi hidangan yang biasa disajikan dalam perayaan seperti kelulusan, mendapat pekerjaan baru, atau kenaikan pangkat. Dalam tradisi selamatan, nasi bogana sering hadir dalam acara selamatan untuk bayi yang baru lahir pada bulan pertama atau kedua.

Nasi Liwet Khas Solo

Nasi liwet, makanan khas Solo, telah menjadi lambang kuliner kota tersebut. Hidangan nasi rempah ini terdiri dari nasi gurih yang dimasak dengan santan dan rempah-rempah. Nasi liwet khas Solo memiliki ciri khasnya sendiri, yakni disajikan dengan bumbu gurih dan disiram dengan kuah sayur labu siam.

Nasi liwet ini disandingkan dengan beragam lauk, seperti telur pindang, tahu, tempe, ikan bakar, ayam opor, sambal goreng jipang, lalapan, dan areh. Areh, yang merupakan endapan santan yang kental, memberikan sentuhan manis dan gurih yang khas pada hidangan ini. Penyajiannya juga unik, dengan menggunakan daun pincuk yang menambahkan kelezatan dan sensasi khas nasi liwet.

Nasi Liwet Khas Sunda

Nasi liwet khas Sunda memiliki cita rasa yang berbeda dengan nasi liwet khas Solo. Hidangan ini terdiri dari nasi yang dimasak dengan santan, kaldu ayam, daun salam, dan berbagai rempah-rempah. Kombinasi bahan-bahan ini memberikan cita rasa gurih dan aroma harum yang khas.

Tradisi masyarakat Sunda dalam menyantap nasi liwet biasanya dilakukan secara bersama-sama dengan alas daun pisang. Tradisi ini, yang disebut Ngaliwet, merupakan warisan lama yang masih dilestarikan hingga sekarang. Caranya adalah dengan menyajikan nasi liwet di atas daun pisang yang dipanjangkan, kemudian dimakan bersama-sama dalam sebuah acara yang dikenal dengan bancakan, botram, atau papaharé dalam Bahasa Sunda.

Nasi liwet khas Sunda ini biasanya dibumbui dengan bawang merah, bawang putih, daun salam, garam, dan serai, sehingga menghasilkan rasa gurih yang khas. Selain itu, hidangan ini disajikan dengan lauk pendamping seperti ikan nila goreng, ikan mas goreng, atau ikan bakar yang biasanya ditangkap dari empang keluarga. Sajian tersebut juga disertai dengan ikan asin, lalapan, dan sambal terasi.

Tradisi Ngaliwet sering dilakukan oleh masyarakat Sunda ketika mereka berladang atau bersawah, namun juga seringkali diadakan dalam rangka berkumpul dengan keluarga atau kerabat. Kegiatan ini mempererat ikatan kekeluargaan dan persaudaraan dalam suasana yang penuh kebersamaan.

Nasi Ulam

Nasi ulam adalah hidangan nasi yang menggunakan daun pegagan (Centella asiatica) sebagai bumbu utamanya, meskipun kadang-kadang juga dapat menggunakan daun kemangi. Selain daun pegagan, nasi ulam diberi cita rasa oleh berbagai bumbu dan rempah-rempah seperti jahe, daun salam, lengkuas, dan serai.

Baca Juga  10 Jenis Kurma Terbaik yang Terkenal Di Dunia

Dari segi penampilan, nasi ulam mirip dengan nasi uduk, tetapi tidak searoma nasi uduk karena tidak dimasak dengan santan. Meskipun tidak sepopuler nasi uduk, nasi ulam cukup disukai oleh masyarakat. Sayangnya, saat ini nasi ulam mulai jarang ditemui.

Nasi ulam dapat ditemukan di dua kelompok etnis yang berbeda, yaitu suku Betawi dan suku Melayu di Sumatera, serta kadang-kadang di wilayah Bali. Nasi ulam khas Betawi memiliki dua varian, yaitu nasi ulam berkuah (basah) yang dapat ditemukan di Jakarta Utara dan Jakarta Pusat, dan versi tanpa kuah yang disebut nasi ulam kering yang biasanya ditemukan di Jakarta Selatan.

Nasi ulam khas Betawi disajikan dengan irisan mentimun, daun kemangi, sambal, dan taburan kacang tumbuk, kerisik, atau serundeng (kelapa parut yang disangrai). Lauk-pauk yang menyertai nasi ulam bervariasi, termasuk telur dadar, dendeng, tahu goreng, tempe goreng, empal daging, peyek udang, tahu atau telur semur, dan tentu saja kerupuk.

Nasi Dagang

Nasi dagang merupakan makanan tradisional berupa nasi rempah yang berasal dari Kepulauan Riau, khususnya Bintan. Hidangan ini terbuat dari nasi yang dimasak bersama santan kelapa dan biji klabet. Biji klabet memiliki ukuran kecil sekitar 5 milimeter dengan tekstur keras dan warna kuning kecoklatan. Selain itu, nasi dagang juga diberi rempah-rempah seperti cabe, kunyit, lengkuas, dan sereh.

Makanan ini jarang ditemukan di daerah lain dan memiliki tampilan yang unik dan sederhana, dibalut dengan daun pisang yang memberikan rasa khas dan sentuhan tradisional. Pembungkus daun pisang membentuk ukuran sekitar kepalan tangan orang dewasa dan diikat dengan lidi untuk menjaga agar rapat.

Warga setempat sering menyantap nasi dagang sebagai menu sarapan pagi atau sebagai selingan menjelang makan siang, sehingga porsinya biasanya lebih kecil. Meskipun begitu, nasi dagang dianggap sebagai makanan ringan meskipun berbahan dasar beras.

Nasi dagang disajikan dengan berbagai jenis sambal seperti sambal bilis atau sambal tamban masak asam. Sambal-sambal ini memberikan cita rasa yang menggugah selera. Lauk khas yang menyertai nasi dagang adalah kari ikan tongkol atau tenggiri. Paduan antara nasi rempah, aroma dan rasa daun pisang, sambal, dan lauknya memberikan cita rasa yang sangat menggugah selera.

Nasi Tutug Oncom

Nasi tutug oncom adalah hidangan khas Sunda, khususnya dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Istilah “tutug” dalam nasi tutug oncom merujuk pada tumbuk, sehingga nasi tutug oncom adalah nasi rempah yang dicampur dengan oncom yang telah ditumbuk. Oncom sendiri adalah produk fermentasi dari sisa-sisa seperti ampas kedelai, ampas tahu, atau bungkil kacang tanah.

Nasi khas Sunda ini dibumbui dengan berbagai rempah-rempah seperti bawang putih, bawang merah, cabe, kencur, dan terasi. Nasi tutug oncom biasanya disajikan dengan beragam lauk laut seperti telur dadar, ayam goreng, ikan asin, dan timun sebagai lalapan. Beberapa orang juga menambahkan cipe atau aci tempe goreng sebagai lauknya.

Ciri khas dari nasi tutug oncom adalah penggunaan sambal goang sebagai pelengkapnya. Sambal ini terbuat dari cabai rawit hijau yang dibumbui dengan bumbu penyedap dan sedikit garam. Nasi tutug oncom harus disajikan saat masih panas, karena seluruh cita rasanya, seperti gurih, asin, dan pulen, paling terasa ketika nasi masih hangat. Namun, nasi tutug oncom tidak disarankan disimpan lebih dari satu hari karena dianggap dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Nasi Megono

Nasi megono adalah hidangan rempah khas Nusantara yang berasal dari Jawa Tengah, terutama dikenal di daerah Pekalongan. Hidangan khas ini terbuat dari potongan nangka muda dengan kelapa parut sebagai bahan utamanya. Nasi megono dibumbui dengan irisan bunga kecombrang serta beragam rempah-rempah seperti bawang putih, bawang merah, cabai merah, daun salam, daun jeruk, daun melinjo, ketumbar, kemiri, kencur, terasi, dan serai.

Warna nasi megono umumnya kuning kecoklatan karena pengaruh dari rempah yang digunakan. Terdapat beberapa variasi nasi megono tergantung pada wilayah dan bahan dasarnya. Selain di Pekalongan, variasi megono lainnya dapat ditemukan di Wonosobo.

Baca Juga  20 Manfaat Cokelat Untuk Bertambah Kesehatan Badan

Nasi megono khas Wonosobo memiliki tambahan bahan seperti kubis hijau, parutan kelapa, dan ebi. Bumbunya terdiri dari bawang merah, bawang putih, garam, dan cabai. Nasi megono Wonosobo memiliki rasa gurih yang khas dari kelapa parut dan ebi. Secara umum, nasi megono memiliki cita rasa gurih dari kelapa parut, dengan rempah-rempah dan bumbu yang memberikan rasa yang kuat.

Nasi megono biasanya dibungkus dengan daun pisang untuk menambah cita rasa dan aroma. Bagi vegetarian, nasi megono dapat dinikmati karena bahan utamanya adalah nangka muda dan kelapa parut yang dibumbui dengan rempah-rempah.

Nasi megono dapat disantap tanpa lauk tambahan bagi vegetarian, namun juga sering disajikan dengan nasi putih dan beragam lauk seperti cumi hitam, daging ayam, telur balado, tempe orek, ikan, sambal, dan mentimun.

Nasi Langgi

Nasi langgi merupakan hidangan khas yang populer di daerah Semarang, Solo, dan Yogyakarta. Hidangan ini terdiri dari nasi rempah yang dimasak dengan santan dan dibumbui dengan rempah-rempah khas seperti asam jawa, bawang putih, bawang merah, lengkuas, garam, dan ketumbar. Biasanya, nasi langgi disajikan dengan telur dadar, daging, bistik, kentang, serundeng, sambal goreng hati, kerupuk udang, dan lalapan mentimun.

Konon, hidangan ini merupakan sajian istimewa yang disajikan untuk menjamu tamu yang berkunjung ke Keraton Solo. Secara tampilan, nasi langgi mirip dengan nasi rames, tetapi berbeda dalam penyajian dan cita rasanya. Nasi langgi memiliki rasa manis yang dipengaruhi oleh masakan khas Jogja yang umumnya memiliki cita rasa manis.

Nasi Minyak

Nasi minyak, sesuai dengan namanya, merupakan hidangan nasi yang dimasak dengan minyak samin dan rempah-rempah khas Nusantara, India, dan Timur Tengah. Hidangan ini berasal dari daerah Jambi dan Sumatera Selatan, memiliki kesamaan dengan nasi kebuli dan nasi biryani karena terinspirasi dari kuliner khas Timur Tengah dan India.

Selain minyak samin sebagai bahan utama, nasi minyak dimasak dengan beragam rempah seperti bunga lawang, bunga pala, jintan, kapulaga, kayu manis, ketumbar, dan pala. Rempah-rempah tersebut direbus untuk menghasilkan air kaldu rempah yang kemudian digunakan untuk memasak nasi minyak.

Hidangan ini juga menggunakan rempah yang ditumis bersama minyak samin seperti bawang merah, bawang putih, jahe bubuk, dan nanas. Karena dipengaruhi oleh masakan Timur Tengah dan India, nasi minyak juga ditambahkan bubuk kari, susu atau santan, daun bawang, dan saus tomat. Biasanya, nasi minyak disajikan dengan berbagai lauk-pauk seperti sate pentol, ayam goreng, gulai tepek ikan, daging malbi, acar ketimun, kismis, dan sambal nanas.

Hidangan ini memiliki cita rasa gurih dengan aroma rempah yang khas dari Timur Tengah dan India. Namun, nasi minyak umumnya disajikan hanya pada acara-acara khusus seperti bulan Ramadhan, perayaan hari keagamaan seperti Idul Fitri dan Idul Adha, serta pernikahan atau acara syukuran. Anda dapat menemukan hidangan ini di Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi.

Nasi Timbel

Nasi timbel merujuk pada nasi yang dibungkus dengan daun pisang. Ini adalah salah satu hidangan khas Sunda yang umum dijumpai di wilayah Jawa Barat dan Banten. Awalnya, nasi timbel dibungkus dalam bentuk lonjong, tetapi seiring waktu variasi bentuknya menjadi lebih beragam, seperti segitiga atau segi empat.

Nasi timbel terbuat dari beras bagolo atau beras merah, dimasak dengan bumbu halus seperti air asam jawa, bawang merah, bawang putih, ketumbar, kunyit, merica, jahe, gula merah, dan garam. Awalnya, nasi timbel adalah bekal praktis bagi masyarakat Sunda yang akan pergi ke sawah, karena pada masa itu sulit menemukan piring. Meskipun awalnya ditujukan untuk kalangan menengah ke bawah, saat ini nasi timbel populer di berbagai kalangan.

Nasi timbel disajikan dalam bakul nasi dan biasanya disantap dengan sayur asam, ikan goreng (emas, mujaer, atau gurami), tempe, dan tahu. Tidak ada aturan khusus mengenai waktu makan nasi timbel; Anda bisa menikmatinya kapan saja, baik itu untuk sarapan, makan siang, atau makan malam.

Buzz Biteyear

By Buzz Biteyear

To infini-tea and BEE-yond the scrumptious galaxy of flavors, where every bite is an interstellar delight! Join Buzz Light-yearning for a taste of adventure as he explores the delectable universe of cuisine, from Pizza Planet to the Milky Way-cake. Get ready to savor your way to infini-tea and BEE-yond!