Sen. Mei 20th, 2024
Perbedaan Lontong dan Ketupat: Arti, Sejarah dan Variasi - Featured ImagePerbedaan Lontong dan Ketupat: Arti, Sejarah dan Variasi - Featured Image
Bagikan artikel ini:

Perbedaan Lontong dan Ketupat – Meskipun menggunakan bahan dasar yang sama, yaitu beras, namun terdapat beberapa perbedaan antara ketupat dan lontong. Ketupat dan lontong merupakan hidangan yang secara tradisional disajikan saat perayaan Idul Fitri sebagai alternatif pengganti nasi, dan biasanya disantap bersama hidangan khas seperti opor, rendang, dan makanan lebaran lainnya. Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan antara ketupat dan lontong.

Ketupat

Ketupat

Ketupat atau kupat adalah hidangan tradisional yang umumnya disajikan saat perayaan Idul Fitri di Indonesia. Makanan ini dibuat dari beras yang dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa muda atau janur, membentuk persegi, kemudian direbus sebagai pengganti nasi.

Selain menjadi hidangan utama pada perayaan Idul Fitri, ketupat juga sering dinikmati bersama dengan opor, rendang, gulai, dan hidangan khas lainnya saat momen lebaran. Ketupat dianggap sebagai alternatif yang sama-sama mengenyangkan dengan nasi, sehingga cocok untuk menemani berbagai sajian lebaran.

Meskipun berasal dari Indonesia, ketupat telah tersebar ke berbagai negara seiring berjalannya waktu, termasuk Malaysia, Singapura, Thailand Selatan, dan Brunei. Terdapat beragam jenis ketupat yang disajikan dalam berbagai tradisi adat, seperti Ketupat Bawang yang berbentuk segi empat dan menggunakan dua helai janur, serta Kupat Sumpil yang dibungkus dengan daun bambu dan memiliki bentuk segitiga.

Asal-usul nama “kupat” berasal dari bahasa Jawa yang berarti “mengakui kesalahan” atau “laku papat” (4 perilaku), menggambarkan empat sisi penting dari makna ketupat, yakni lebaran (ampunan untuk orang lain), luberan (rezeki berlimpah dan bersedekah), leburan (pemaafan), dan laburan (kesucian).

Sejarah

Ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga di Jawa pada saat menyebarkan agama Islam, yang diperkirakan terjadi pada abad ke-15. Dalam upaya dakwah penyebaran Islam, Sunan Kalijaga mengaitkan penggunaan ketupat dengan budaya dan filosofi Jawa. Seiring dengan diterimanya agama Islam oleh masyarakat Jawa, ketupat mulai tersebar luas ke berbagai daerah dan menjadi hidangan khas dalam perayaan lebaran.

Macam-Macam Ketupat

Ketupat Bawang

Dalam bahasa Madura, ketupat bawang dikenal dengan sebutan Topak Bepheng. Ini adalah salah satu hidangan khas lebaran yang paling terkenal, dan menjadi varian ketupat yang populer. Secara bentuk, ketupat bawang mirip dengan ketupat biasa, berbentuk persegi empat.

Baca Juga  Makanan Junk Food: Teman Baik atau Musuh Terbesar?

Nama “ketupat bawang” tidak mengacu pada bentuknya yang menyerupai bawang, melainkan pada filosofi yang sama dengan bawang sebagai bumbu masakan. Ketupat bawang juga dianggap sebagai lambang persatuan yang membawa keharmonisan dalam keluarga dan kehidupan sosial.

Ketupat Sumpil

Kupat sumpil adalah salah satu jenis ketupat yang berasal dari Jawa Tengah. Ketupat ini memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dari ketupat biasa. Berbeda dengan ketupat konvensional yang dibungkus dengan janur atau daun kelapa muda, kupat sumpil menggunakan bungkus dari daun bambu. Selain itu, ukuran kupat sumpil cenderung lebih kecil daripada ketupat pada umumnya. Di beberapa daerah, seperti Kaliwungu, kupat sumpil disajikan bersama serundeng atau parutan kelapa, sementara di tempat lain seperti Kebumen, hidangannya termasuk lauk dan sayur.

Lontong

Lontong
Lontong

Lontong adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang menjadi alternatif pengganti nasi putih. Terbuat dari beras yang dikukus, lontong kemudian dibungkus menggunakan daun pisang. Tradisionalnya, lontong disiapkan dan disantap pada 1 Syawal untuk merayakan hari raya Idul Fitri atau Idul Adha. Permukaan lontong biasanya berwarna hijau karena bungkusnya yang terbuat dari daun pisang, sementara bagian dalamnya berwarna putih.

Bentuk lontong umumnya menyerupai tabung yang panjang, yang diperoleh dengan menggulung daun pisang menggunakan tongkat kayu atau cetakan. Ujung lontong yang sudah dibungkus daun pisang biasanya dilipat dan disematkan potongan lidi kecil agar tidak terbuka. Tekstur lontong padat namun lembut saat dimakan, dan rasanya tawar seperti nasi. Bau khas lontong dihasilkan oleh penggunaan daun pisang sebagai bungkusnya.

Sejarah

Lontong memiliki asal-usul yang berhubungan erat dengan ketupat. Ini disebabkan oleh proses pembuatan ketupat yang melibatkan bahan baku dan keahlian khusus, terutama dalam pembungkusannya menggunakan daun kelapa muda atau janur. Proses ini memerlukan pola yang rumit dan tidak dapat dilakukan oleh orang awam. Sebagai solusi, masyarakat mulai menggunakan daun pisang sebagai pengganti, karena bahan ini lebih mudah didapat dan pembuatannya tidak memerlukan keahlian khusus.

Sebelum penyebaran agama Islam di Jawa, lontong hanya dianggap sebagai hidangan biasa. Namun, setelah Islam diterima secara luas, lontong menjadi bagian dari tradisi, terutama dalam merayakan Idul Fitri atau Idul Adha. Salah satu tokoh penting dalam penyebaran lontong di Jawa adalah Sunan Kalijaga, salah satu dari Wali Songo.

Pengenalan lontong oleh Sunan Kalijaga juga merupakan bagian dari misi dakwahnya. Penting untuk dicatat bahwa lontong adalah makanan asli Indonesia. Meskipun ada varian lontong di negara-negara seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei, makanan tersebut merupakan hasil adopsi budaya dari perantau Indonesia.

Baca Juga  11 Macam Macam Susu yang Ada di Dunia

Macam-Macam Olahan Lontong

Lontong Balap

Lontong balap merupakan salah satu kuliner khas dari Surabaya. Hidangan ini terdiri dari lontong, lentho, tahu goreng, dan tauge sebagai bahan utamanya, disajikan dengan tambahan kecap atau sambal petis serta taburan bawang goreng di atasnya. Lentho adalah salah satu ciri khas kuliner asli Surabaya ini, terbuat dari kacang yang direndam dengan bumbu semalaman, kemudian ditumbuk dan digoreng.

Asal nama “lontong balap” berasal dari praktik para pedagang yang dahulu menjual lontong dengan membawa gentong yang dipikul. Karena beratnya gentong tersebut, para pedagang harus berlari setengah berlari agar tidak ketinggalan pembeli, seolah-olah sedang berlomba. Namun, saat ini, pedagang menggunakan gerobak untuk menjual lontong balap, sehingga tidak perlu lagi membawa gentong yang berat.

Lontong Kikil

Dari Surabaya juga, kita memiliki lontong kikil. Seperti namanya, hidangan ini terdiri dari lontong dan kikil sapi yang direbus hingga empuk, dimasak dengan beragam bumbu dan rempah seperti bawang putih, bawang merah, jahe, kunyit, lengkuas, kemiri, dan lainnya.

Dalam penyajiannya, lontong kikil disiram dengan kuah panas dan disantap selagi masih hangat. Kikilnya memiliki rasa pedas karena dibumbui dengan merica dan cabai yang melimpah. Kombinasi kuah panas dan rasa pedas yang menggigit akan membangkitkan semangat setiap penikmatnya.

Lontong Orari

Selanjutnya, kita memiliki lontong khas dari Banjarmasin yang dikenal dengan sebutan lontong orari. Lontong ini memiliki bentuk segitiga yang berbeda dari lontong biasa, dan ukurannya lebih besar sekitar dua kali lipat, dengan satu porsi biasanya terdiri dari dua biji lontong. Lontong orari biasanya disajikan dengan hidangan lauk berbumbu merah atau habang, seperti ikan haruan atau ikan gabus, sayur nangka, ayam goreng, dan telur bebek rebus.

Lontong Kupang

Lanjut ke lontong kupang yang berasal dari Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Nama “kupang” diambil dari hewan laut yang digunakan dalam hidangan ini. Kupang adalah hewan laut mirip kerang, berukuran sebesar biji beras dan berbentuk lunak.

Proses pengolahan kupang melibatkan pengeluaran hewan dari cangkangnya, kemudian direbus dengan berbagai bumbu seperti bawang putih, daun jeruk purut, daun bawang, jahe, gula, garam, dan merica. Lontong kupang biasanya disajikan dengan lentho, sate kerang, disiram dengan kuah petis dan perasan jeruk nipis. Banyak yang percaya bahwa konsumsi lontong kupang bersama air kelapa muda dapat memberikan manfaat kesehatan, oleh karena itu lontong ini biasanya disajikan dengan air kelapa muda.

Baca Juga  Mengungkap 12 Manfaat Teh Hijau untuk Kesehatan

Lontong Tahu Blora

Selanjutnya, kita memiliki makanan khas dari Blora, yaitu lontong tahu. Lontong tahu Blora terdiri dari lontong, tahu goreng, tauge, dan kol mentah, yang kemudian disajikan dengan bumbu kacang khas Blora di atasnya tanpa kuah. Bumbu kacang ini memiliki cita rasa mirip dengan gado-gado atau ketoprak, namun pada lontong tahu Blora, bumbu kacangnya diberi perasan jeruk nipis. Selain itu, penyajiannya menggunakan wadah berupa daun jati atau daun pisang, bukan piring seperti biasanya.

Perbedaan Lontong dan Ketupat

Secara mendasar, ketupat dan lontong sama-sama menggunakan beras sebagai bahan utamanya, dan keduanya sering disajikan saat perayaan lebaran sebagai alternatif pengganti nasi. Kedua hidangan ini juga merupakan bagian dari warisan kuliner Indonesia yang diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga di Pulau Jawa. Walaupun demikian, terdapat beberapa perbedaan antara ketupat dan lontong. Berikut adalah beberapa perbedaan yang dapat dikenali:

Daun Pembungkus

Berdasarkan sejarah asal-usulnya, terdapat perbedaan dalam pembungkusan antara ketupat dan lontong. Diketahui bahwa kehadiran lontong sebagai alternatif terjadi karena pembuatan ketupat memerlukan keterampilan khusus yang tidak dapat dilakukan oleh semua orang. Proses pembuatan ketupat melibatkan pembungkusan beras dengan anyaman daun kelapa muda atau janur, dengan pola yang cukup rumit dan hanya bisa dikerjakan oleh orang-orang terampil. Sebaliknya, pembuatan lontong menggunakan daun pisang sebagai pembungkusnya, yang lebih mudah dilakukan dan dapat dilakukan oleh orang awam.

Bentuk

Salah satu perbedaan antara ketupat dan lontong terletak pada bentuknya. Lontong memiliki bentuk yang sederhana karena hanya dibungkus dengan daun pisang tanpa proses anyaman, sehingga bentuknya adalah tabung lonjong yang memanjang dengan kedua ujungnya diapit oleh lidi kecil yang runcing. Di sisi lain, ketupat memiliki bentuk yang bervariasi, tetapi bentuk yang paling umum adalah segi empat atau jajar genjang.

Hidangan Pendamping

Perbedaan antara ketupat dan lontong juga dapat dilihat dari hidangan pendamping yang cocok untuk keduanya. Lontong lebih cocok dinikmati dengan hidangan berkuah gurih seperti soto, opor ayam, atau sayur nangka muda. Di sisi lain, karena tekstur yang lebih padat dan empuk, ketupat lebih sering disajikan dengan hidangan bersantan seperti gulai, opor, atau rendang.

Nah, itulah beberapa perbedaan antara ketupat dan lontong. Setelah diuraikan, kita semakin mengenal perbedaan keduanya. Namun, apapun hidangan lebaranmu, baik itu ketupat atau lontong, pasti lebih nikmat disantap bersama orang-orang tersayang. Jadi, pada hari raya, manakah yang lebih sering Anda konsumsi sebagai pengganti nasi?

Buzz Biteyear

By Buzz Biteyear

To infini-tea and BEE-yond the scrumptious galaxy of flavors, where every bite is an interstellar delight! Join Buzz Light-yearning for a taste of adventure as he explores the delectable universe of cuisine, from Pizza Planet to the Milky Way-cake. Get ready to savor your way to infini-tea and BEE-yond!