Sen. Mei 20th, 2024
Jenis Kayu Manis, Secang, Mesoyi: 3 Rempah Kayu Masakan Indonesia - Featured ImageJenis Kayu Manis, Secang, Mesoyi: 3 Rempah Kayu Masakan Indonesia - Featured Image
Bagikan artikel ini:

Jenis Kayu Manis, Secang, Mesoyi – Indonesia memiliki kekayaan rempah-rempah yang melimpah. Ragam rempah yang dihasilkan mencakup berbagai jenis, mulai dari batang, bunga, daun, hingga rimpang. Setiap jenis rempah yang ada di Indonesia memiliki manfaatnya sendiri. Rempah-rempah ini menjadi bagian tak terpisahkan dari masakan Indonesia, menambah cita rasa yang khas. Diantara beragam jenis rempah tersebut, ada tiga jenis kayu manis yang memberikan aroma khas pada masakan Indonesia. Berikut ini penjelasannya.

Jenis Kayu Manis

Jenis Kayu Manis
Jenis Kayu Manis

Rempah kayu yang pertama dan paling terkenal untuk aroma masakan Indonesia adalah kayu manis. Rempah ini sangat populer di seluruh dunia termasuk Indonesia, baik sebagai bumbu masakan maupun obat alami. Kayu manis berasal dari kulit beberapa spesies pohon cemara dalam genus Cinnamomum, yang termasuk dalam keluarga laurel.

Kayu manis telah digunakan sejak zaman kuno dan diketahui telah diimpor ke Mesir pada awal 2000 SM. Rempah ini menjadi komoditas penting dalam perdagangan rempah di Indonesia. Karena nilai dan manfaatnya yang tinggi dalam dunia kuliner dan pengobatan, kayu manis sangat dihargai di masa lalu.

Kayu manis mengandung senyawa aktif yang disebut cinnamaldehyde, yang merupakan komponen penting yang memberikan nilai tinggi pada rempah ini. Kayu manis tersedia dalam dua bentuk, yaitu batang utuh (gulungan) dan bubuk.

Ada beberapa jenis kayu manis yang ditemukan di seluruh dunia, yang paling populer berasal dari Sri Lanka dan Cina. Meskipun tumbuh di Asia, Eropa, dan Amerika Utara, varietas yang paling umum adalah Cinnamomum cassia, yang banyak digunakan di Asia Timur dan Amerika Serikat.

Baca Juga  Minum Teh Saat Hamil, Apakah Boleh?

Cinnamomum cassia atau cassia memiliki duri berwarna gelap, tebal, dan kasar dalam bentuk spiral ganda. Rasa rempah ini pedas dan pahit karena tingginya kadar cinnamaldehyde. Cassia juga mengandung minyak atsiri lebih banyak, sehingga lebih pedas.

Cinnamomum loureiroi atau kayu manis Vietnam atau Saigon memiliki kadar cinnamaldehyde dan coumarin tertinggi dari semua varietas kayu manis. Biasanya digunakan untuk membumbui kaldu untuk pho dan sup Vietnam lainnya.

Cinnamomum burmannii, atau kayu manis Indonesia, memiliki rasa yang kurang pedas dibandingkan cassia dan Vietnam. Paling sering digunakan dalam rendang daging sapi.

Cinnamomum verum atau Cinnamomum zeylanicum, atau kayu manis Ceylon, berasal dari Sri Lanka dan populer di seluruh Asia Selatan dan Meksiko.

Dalam dunia kuliner, kayu manis digunakan sebagai penyedap rasa karena memiliki rasa pedas, manis, dan sedikit pahit. Selain itu, digunakan sebagai penambah aroma dan penghilang bau amis pada hidangan. Rempah serbaguna ini umum digunakan dalam hidangan manis dan gurih, seperti rendang daging sapi di Indonesia, coklat di Meksiko, masakan ayam dan domba di berbagai negara, serta sereal, roti, dan buah-buahan di Amerika Serikat dan Eropa.

Kayu manis juga digunakan sebagai bahan pengawet dan dalam pembuatan minuman seperti eggnog. Di Portugis dan Turki, digunakan dalam hidangan manis dan gurih. Bubuk kayu manis digunakan dalam pembuatan kue, roti, pudding, dan minuman, serta dalam masakan Persia untuk meningkatkan cita rasanya.

Jenis Kayu Secang

Jenis Kayu Secang
Jenis Kayu Secang

Secang atau sepang (Biancaea sappan L. Tod.) adalah rempah kayu yang berasal dari anggota suku polong-polongan (Fabaceae). Kayu secang dimanfaatkan dari bagian pepagan, dan kayunya menjadi komoditas dalam perdagangan rempah-rempah. Meskipun pada akhir abad ke-19 nilai perdagangannya menurun, namun kayu secang tetap memiliki peran penting dalam berbagai kegunaan.

Baca Juga  15 Rempah-Rempah Cina yang Membuat Masakan Semakin Nikmat

Asal-usul kayu secang tidak jelas, tetapi telah dibudidayakan di beberapa negara termasuk India, Malaysia, Asia Tenggara, dan Samudera Pasifik. Di Indonesia, kayu secang memiliki sebutan yang berbeda-beda di setiap daerah. Di Aceh disebut seupeueng, dalam bahasa Batak disebut sepang, dan dalam bahasa Betawi disebut sepang atau secang.

Kayu secang digunakan terutama sebagai penghasil bahan pewarna dan bahan obat tradisional. Selain itu, juga dimanfaatkan sebagai sumber zat pewarna untuk makanan, pakaian, anyaman, dan berbagai barang lainnya. Kegunaannya tidak hanya terbatas pada pewarnaan, tetapi juga sebagai bahan baku obat dan campuran minuman di Indonesia.

Sebagai bahan baku obat, kayu secang sering dimanfaatkan sebagai pengelat (astringensia), dengan kandungan utamanya adalah brazilin. Kandungan ini telah teruji memiliki berbagai sifat, termasuk antioksidan, antibakteri, anti-inflamasi, anti-photoaging, hypoglycemic (menurunkan kadar gula darah), vasorelaxant (merelaksasi pembuluh darah), hepatoprotective (melindungi hati), dan anti-acne (anti jerawat). Ekstrak kayu secang juga diketahui memiliki sifat anti-tumor, anti-virus, immunostimulant, dan lain-lain.

Kayu secang digunakan dalam pembuatan teh herbal dan jamu (terutama di Jawa) yang diketahui dapat mengatasi diare karena sifat antibakteri di dalamnya. Dalam bidang kuliner, sering digunakan sebagai bahan minuman tradisional seperti wedang uwuh dan wedang secang yang khas di Jogja.

Manfaat kayu secang tidak hanya sebatas pada penggunaannya dalam obat-obatan dan minuman, tetapi juga sebagai bahan konstruksi karena kekuatannya, ketahanan lama, dan warna yang indah. Meskipun umumnya digunakan untuk perkakas rumah tangga kecil seperti kayu lis, pigura, pasak, dan paku kayu untuk pembuatan perahu.

Jenis Kayu Mesoyi

Rempah kayu terakhir untuk aroma masakan Indonesia adalah kayu mesoyi. Rempah ini berasal dari pohon Cryptocarya massoia, yang masih berkerabat dekat dengan pohon penghasil kayu manis. Meskipun kurang populer, kayu mesoyi tampak serupa dengan kayu manis.

Baca Juga  11 Jenis Teh Indonesia dan Manfaatnya

Meskipun mirip dengan kayu manis, kayu mesoyi dapat dibedakan dengan ketebalan yang lebih besar dan serat yang kasar. Biasanya digunakan sebagai tanaman obat, terutama dalam pembuatan jamu atau minuman kesehatan.

Di Papua, kayu mesoyi dikenal sebagai aikor atau aikori, digunakan sebagai tanaman obat untuk meredakan nyeri sendi, mengatasi kejang perut, menurunkan demam, meningkatkan jumlah sel darah merah, mengembalikan vitalitas, dan menambah energi bagi mereka yang sedang sakit.

Secara umum, kayu mesoyi lebih banyak dimanfaatkan sebagai obat herbal daripada sebagai bumbu masakan. Namun, masih dapat digunakan sebagai bumbu masakan untuk memberikan aroma khas dan warna merah kecokelatan pada hidangan.

Dalam kuliner Indonesia, kayu mesoyi sering digunakan dalam hidangan seperti soto, tongseng, masakan dengan kuah santan, dan olahan daging. Namun, penting untuk menggunakan kayu mesoyi dengan bijaksana karena jika terlalu banyak, dapat membuat masakan terlalu pahit.

Sebagai bumbu masakan, kayu mesoyi dapat digunakan dengan cara yang mirip dengan kayu manis. Untuk hidangan daging, disarankan menggunakan sekitar 2 cm kayu mesoyi untuk setiap kilogram daging. Untuk hidangan lainnya, kayu mesoyi bisa langsung dimasukkan ke dalam masakan berkuah atau ditumis bersama bumbu halus hingga aromanya terlepas sepenuhnya. Setelah dimasak sekitar satu jam bersama hidangan berkuah atau tumisan, kayu mesoyi akan mengembang dan mudah patah atau pecah.

Meskipun jumlah rempah kayu untuk aroma masakan Indonesia tidak begitu banyak, namun mereka dapat memperkaya hidangan Indonesia dengan karakteristik uniknya. Selain itu, rempah kayu ini juga memberikan manfaat luas dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kuliner, pengobatan, maupun penggunaan peralatan rumah tangga.

Buzz Biteyear

By Buzz Biteyear

To infini-tea and BEE-yond the scrumptious galaxy of flavors, where every bite is an interstellar delight! Join Buzz Light-yearning for a taste of adventure as he explores the delectable universe of cuisine, from Pizza Planet to the Milky Way-cake. Get ready to savor your way to infini-tea and BEE-yond!