Cara Mengukur Tingkat Kepedasan Cabai, Cari Tau Sepedas Apa

Cara Mengukur Tingkat Kepedasan Cabai – Sebelum kita dapat mengukur tingkat kepedasan cabai atau cabe, kita perlu memahami apa yang menyebabkan cabai menjadi pedas dan mengapa suatu satuan ukur tingkat kepedasan cabai diperlukan. Menurut para ahli, setiap tumbuhan memiliki mekanisme pertahanan karena binatang sering memburu bagian-bagian seperti buah, bunga, daun, dan batangnya. Beberapa tanaman memiliki duri untuk melindungi diri dari pemangsa, sementara yang lain menghasilkan racun agar tidak dimakan oleh binatang. Berbeda dengan pohon lainnya, cabai menghasilkan suatu zat yang disebut Capsaicin. Zat ini, yang memberikan sensasi pedas, membuat hewan enggan memakan cabai.

Namun, ada beberapa pihak yang menggugat pandangan para ahli dengan alasan bahwa Tuhanlah yang menciptakan semua dengan seimbang, sehingga cabai dapat memberikan rasa pedas dan manfaat bagi manusia saat dikonsumsi.

Cabai, yang juga dikenal sebagai lombok, memiliki banyak manfaat seperti menjadi bahan campuran dalam masakan (rempah & bumbu), pengobatan (herbal), pengusir serangga, bahkan sebagai alat pertahanan diri (semprotan cabai). Dalam menentukan dosis atau jumlah cabai yang digunakan, baik dalam memasak maupun pengobatan, kita dapat menggunakan berat dalam satuan gram dan jenis cabainya. Namun, diperlukan suatu skala atau ukuran untuk tingkat kepedasan cabai yang tidak bisa ditentukan hanya dengan menghitung gram saja, karena ada cabai yang pedas dan ada yang tidak.

Pada Tahun 1912, seorang Apoteker asal Amerika yang bernama Wilbur Scoville berhasil menemukan cara untuk mengukur tingkat kepedasan cabai melalui sebuah tes yang dikenal sebagai Scoville organoleptic test. Dalam tes ini, bubuk cabai kering dengan berat yang sama dilarutkan dalam cairan alkohol untuk mengekstrak komponen pedas (capsaicinoids), kemudian diencerkan dalam larutan air gula. Cairan hasilnya kemudian disajikan kepada lima orang tester atau pencicip terlatih, hingga mayoritas dari mereka (setidaknya tiga) tidak lagi dapat merasakan rasa pedas dalam cairan tersebut. Tingkat kepedasan kemudian diukur dari cairan ini dan dinotasikan dalam kelipatan 100 SHU (Scoville Heat Units).

Kelemahan dari tes organoleptik Scoville adalah ketidakakuratan karena subjektivitas manusia. Terkadang, karena para pencicip melakukan tes terhadap beberapa jenis cabai secara bersamaan, indera pengecap mereka dapat menjadi lelah dan menurun sensitivitasnya. Hasil dari setiap sampel yang diuji di laboratorium juga dapat sangat bervariasi dan berbeda (hingga ± 50%).

Saat ini, telah ditemukan cara atau teknologi terbaru yaitu dengan menggunakan high-performance liquid chromatography (HPLC) yang mampu memberikan hasil yang lebih akurat karena dapat mendeteksi unsur kimia tertentu seperti capsaicin pada cabai dan perhitungannya menggunakan formula khusus. Metode baru ini mendorong American Spice Trade Association (ASTA) untuk memperkenalkan skala baru, yaitu “pungency units”. Untuk mengonversi pungency units menjadi skor Scoville, dapat digunakan perkalian dengan 15.

Kelemahan dalam mengukur tingkat kepedasan cabai juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti asal usul tempat tumbuhnya cabai, musim penanaman, serta jenis dan variasi cabai itu sendiri. Seringkali, terjadi perbedaan sensitivitas terhadap rasa pedas antara individu, misalnya seseorang dapat menoleransi rasa pedas dari cabai rawit hijau, sementara yang lain hanya mampu menghadapi kepedasan dari cabai rawit merah. Namun, bagaimana dengan produk olahan seperti sambal yang selalu memiliki perbedaan rasa pada setiap mereknya? Di sinilah Scoville Unit atau SHU dapat membantu seseorang menentukan apakah mereka akan mampu menikmati suatu produk olahan cabai atau tidak, terutama jika produk tersebut mencantumkan nilai SHU-nya.

Cara Mengukur Tingkat Kepedasan Cabai

Mari kita rangkum kembali cara menentukan SHU atau Scoville Heat Unit:

1. Cabai pertama dikeringkan, dan ekstrak alkohol dari minyak capsaicin kemudian diambil dari sampel.
2. Ekstrak ini kemudian dicampur dengan larutan yang terbuat dari air dan gula sampai ‘panas/pedas’ hampir tidak terdeteksi oleh beberapa penguji rasa (manusia).
3. Scoville Heat Unit (SHU) yang dihasilkan dari cabai berhubungan dengan berapa banyak minyak yang diencerkan dalam larutan sebelum penguji rasa hampir tidak bisa mendeteksinya.

Jadi misalnya, sebuah cabai atau saus pedas dengan nilai SHU 30.000 berarti minyak capsaicin diencerkan 30.000 kali sebelum panas terdeteksi. Sekarang Anda mengerti cara menentukan SHU, bukan?

Berikut adalah daftar Tingkat Kepedasan Cabai dalam bentuk tabel dengan Nama, SHU, dan Asal. Hal ini akan memudahkan Anda untuk memahami tingkat kepedasan cabai.