Sen. Mei 20th, 2024
17 Bahan Pengawet Alami: Rahasia Turun Temurun - Featured Image17 Bahan Pengawet Alami: Rahasia Turun Temurun - Featured Image
Bagikan artikel ini:

Bahan Pengawet Alami – Dalam kehidupan ini, strategi konservasi akan senantiasa diperlukan di setiap waktu dan lokasi. Ini tentu akan membantu menjaga kesegaran makanan untuk periode yang lebih lama. Sebelum perkembangan teknologi mutakhir, nenek moyang kita mengandalkan beragam bahan alami yang tersedia di sekitar mereka untuk mempertahankan makanan. Di bawah ini tercantum beberapa contoh bahan pengawet alami untuk makanan.

17 Bahan Pengawet Alami, Sering Digunakan Turun Temurun

Garam

Garam
Garam

Garam adalah salah satu bahan dapur yang telah lama digunakan sebagai cara alami untuk mengawetkan makanan, bahkan sebelum penemuan teknologi pendingin. Fungsinya meliputi pengawetan daging, makanan laut, dan sayuran. Sebelum adanya teknologi modern seperti yang kita kenal sekarang, garam digunakan untuk menjaga makanan tetap segar terutama saat musim dingin, kekeringan, atau saat makanan menjadi langka. Cara kerja pengawetan dengan garam adalah dengan menarik kelembapan dari makanan yang akan diawetkan. Ini penting karena kelembapan merupakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri, dan garam membantu menghambat pertumbuhan tersebut.

Garam dapat digunakan untuk mengawetkan berbagai jenis makanan, termasuk daging, hidangan pasta, sup, dressing, saus, olesan, dan berbagai hidangan sayuran. Misalnya, untuk mengawetkan daging atau ikan dengan garam, seluruh permukaan makanan harus dilapisi dengan garam setebal satu inci. Penggunaan garam dengan ketebalan yang merata sangat penting untuk mencegah masuknya bakteri.

Ada beberapa jenis garam yang cocok untuk pengawetan daging atau ikan, seperti garam laut, garam kosher, atau garam himalaya. Namun, garam meja biasa tidak efektif untuk tujuan ini. Setelah dilapisi garam, daging atau ikan yang akan diawetkan diletakkan di tempat yang sejuk dan kering hingga siap untuk dikonsumsi. Bergantung pada kondisi iklim, daging dan ikan yang diawetkan dengan garam dan disimpan di tempat yang sejuk serta gelap dapat bertahan hingga satu tahun.

Bawang Putih

Bawang Putih

Selain garam, bawang putih juga dapat menjadi bahan pengawet alami lainnya. Bawang putih mengandung senyawa aktif yang disebut allicin, yang memiliki sifat anti-virus dan antimikroba yang membantu melawan bakteri, baik dalam makanan maupun tubuh Anda. Artinya, bawang putih tidak hanya berguna sebagai pengawet untuk makanan tetapi juga bermanfaat untuk kesehatan Anda.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di University of Eastern Africa, Baraton, menemukan bahwa bawang putih dapat memperpanjang masa simpan labu yang telah dipanen dibandingkan dengan rempah-rempah lainnya. Ini disebabkan oleh tingginya kandungan allicin dalam bawang putih. Penggunaan bawang putih memungkinkan labu untuk disimpan selama lima hari, sementara rempah-rempah lainnya menyebabkan pembusukan pada hari kedua. Anda dapat menggunakan bawang putih untuk mengawetkan berbagai hidangan, termasuk sup atau saus.

Lada Hitam

Lada Hitam
Lada Hitam

Sebagian besar bahan pengawet makanan mengandung bahan kimia dan aditif, yang dapat menimbulkan efek jangka panjang jika dikonsumsi secara terus menerus. Namun, ada alternatif bahan pengawet alami, yaitu lada hitam. Lada hitam telah terbukti memiliki kemampuan dalam meningkatkan rasa dan aroma pada masakan.

Lada hitam dapat berperan sebagai bahan pengawet alami karena memiliki sifat antimikroba, antijamur, dan prebiotik, yang sangat berguna dalam proses pengawetan makanan. Beberapa hidangan yang dapat diawetkan menggunakan lada hitam termasuk selai, acar, dan manisan. Untuk mengawetkan acar, misalnya, biasanya digunakan lada hitam utuh, sementara selai memerlukan lada hitam bubuk.

Baca Juga  Perbedaan Soto dan Coto: Ini Kunci Pembedanya

Dengan sifat-sifat tersebut, lada hitam dapat membantu memperpanjang masa simpan makanan hingga satu bulan setelah kemasan dibuka. Selain berperan sebagai pengawet, lada hitam juga menambah manfaat kesehatan pada makanan yang diawetkan. Ini berarti bahwa penggunaan lada hitam sebagai bahan pengawet tidak hanya memberikan manfaat dalam memperpanjang masa simpan, tetapi juga meningkatkan kualitas nutrisi makanan, yang tentunya baik bagi kesehatan tubuh.

Jintan

Selama beberapa dekade, jintan telah dikenal sebagai bahan pengawet alami untuk makanan. Jintan adalah salah satu bumbu masakan dari keluarga peterseli, yang memiliki biji kecil dan telah ada sejak zaman kuno. Seperti halnya garam, jintan telah digunakan selama bertahun-tahun sebagai bahan pengawet makanan yang efektif.

Keefektifan jintan sebagai bahan pengawet alami didasarkan pada adanya komponen anti-inflamasi dan antioksidan yang membantu dalam proses pengawetan makanan. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri yang terdapat dalam biji jintan memiliki sifat yang membantu memperpanjang masa simpan makanan dengan melawan kontaminasi jamur dan aflatoksin. Tidak hanya itu, jintan juga dikenal sebagai bahan yang penting dalam proses mumifikasi oleh orang Mesir kuno.

Kunyit

Bumbu masakan yang sering digunakan dalam masakan Asia, kunyit, juga dapat menjadi bahan pengawet alami. Selain berperan sebagai pewarna alami dan penyedap rasa, kunyit memiliki sifat pengawet yang bermanfaat. Sebagai bahan pengawet, kunyit telah menjadi salah satu bumbu dapur kuno yang paling populer.

Pigmen kuning yang terkandung dalam senyawa aktif kunyit, yaitu curcumin, telah terbukti dapat mengurangi pertumbuhan bakteri. Cara yang sederhana untuk menjaga makanan agar bebas dari bakteri dan serangga adalah dengan mencampurnya dengan bubuk kunyit sebelum disimpan dalam wadah. Metode ini dapat memperpanjang masa simpan makanan selama enam hingga delapan bulan. Selain itu, mengonsumsi makanan yang disimpan dengan bubuk kunyit juga dianggap aman dan sehat.

Kayu Manis

Kayu manis adalah bumbu dapur yang diperoleh dari bagian dalam batang yang sudah kering, memiliki aroma yang kuat, serta rasa manis dan pedas. Bahan ini, dengan nama ilmiah Cinnamomum, sering digunakan dalam berbagai hidangan manis, meskipun kadang-kadang juga digunakan dalam hidangan gurih. Selain digunakan sebagai bumbu masakan, kayu manis juga dapat berperan sebagai bahan pengawet alami karena memiliki sifat antijamur.

Kayu manis sering digunakan dalam pembuatan roti, sementara ekstrak atau bubuk kayu manis sering digunakan untuk membuat roti, kue, dan roti gulung. Dengan demikian, kayu manis memberikan manfaat ganda sebagai bumbu dan sebagai bahan pengawet alami yang membantu memperpanjang masa simpan secara alami sambil menjaga cita rasa dan nutrisi.

Jahe

Jahe merupakan tanaman yang terkenal karena beragam khasiatnya, mulai dari meredakan sakit perut, mencegah flu, hingga merangsang produksi air liur. Selain itu, potensi jahe dalam kehidupan manusia sangatlah luas. Jahe memiliki sifat antimikroba dan antikarsinogenik yang dapat dimanfaatkan untuk mengawetkan makanan. Jahe yang dihancurkan menjadi jus beserta ampasnya adalah tambahan yang lezat dan dapat membantu makanan yang diawetkan bertahan lebih lama.

Lebih lanjut, karena potensi tersebut, banyak teknologi modern menggunakan ekstraksi bahan aktif dari jahe sebagai bahan pengawet makanan secara komersial. Bagi mereka yang ingin menggunakan jahe sebagai bahan pengawet alami di rumah, cukup tambahkan jahe ke dalam selai atau acar untuk memperpanjang waktu penyimpanan beberapa bulan.

Baca Juga  12 Jenis Pempek Khas Palembang: Bentuk dan Sejarahnya

Cengkeh

Cengkeh, juga dikenal sebagai cengkih, merupakan salah satu bumbu dapur yang berasal dari Indonesia dan telah digunakan dalam masakan India dan Cina sebagai bahan pengawet alami selama bertahun-tahun. Penggunaan cengkeh sebagai bahan pengawet bukan sembarangan. Bumbu dapur ini kaya akan senyawa fenolik, yang memiliki sifat antioksidan, sehingga membantu mencegah pembusukan makanan dengan mengendalikan pertumbuhan jamur dan bakteri.

Tidak hanya efektif dalam pengawetan makanan, cengkeh juga memiliki manfaat bagi kesehatan. Minyak cengkeh memiliki sifat antimikroba dan antioksidan yang berpotensi untuk mengawetkan produk susu fermentasi, sehingga dapat meningkatkan umur simpan produk tanpa mengorbankan kualitas dan manfaat kesehatan bagi konsumen.

Kapulaga

Kapulaga bukan hanya sebagai penyedap rasa alami bagi berbagai hidangan, tetapi juga merupakan alternatif terbaik untuk pengawet sintetis. Bumbu dapur ini sering digunakan dan kaya akan berbagai senyawa bioaktif, antioksidan, serta sifat antimikroba, yang secara alami membantu memperpanjang umur simpan makanan. Kapulaga merupakan salah satu bahan pengawet alami terbaik yang digunakan dalam mengawetkan daging olahan sebagai pengganti pengawet kimia.

Sage

Sage adalah herba aromatik yang mudah dikenali dari aroma dan rasanya yang mirip dengan pinus dan jeruk. Herba ini sangat serbaguna dan cocok untuk memberi rasa pada berbagai jenis hidangan, mulai dari hidangan laut, daging, hingga sayuran. Selain berfungsi sebagai bumbu masakan, sage juga memiliki kemampuan untuk mengawetkan makanan.

Hal ini disebabkan oleh kandungan minyak atsiri dalam sage, yang sering ditemukan dalam produk kemasan dan berguna untuk mengawetkan makanan. Meskipun minyak esensial sage pekat tidak aman untuk dikonsumsi karena sangat kuat, sage tetap efektif dalam mengawetkan hidangan terutama daging.

Saat daging mengalami proses pengeringan, sage sering ditambahkan untuk mengurangi rasa aneh yang mungkin muncul selama proses tersebut. Sage memiliki sifat antimikroba dan antibakteri yang membuatnya efektif sebagai pengawet. Dengan menggunakan sage sebagai salah satu bahan pengawet alami, herba aromatik ini dapat membantu memperpanjang umur simpan daging hingga satu tahun.

Rosemary

Bahan makanan berikutnya yang dapat digunakan sebagai pengawet alami adalah rosemary. Tanaman ini berasal dari wilayah Mediterania dan sering digunakan sebagai bumbu dalam masakan. Dalam penggunaannya sebagai bahan pengawet alami, ekstrak rosemary adalah yang paling umum digunakan, terutama di Inggris.

Rosemary mengandung banyak polifenol yang kaya akan antioksidan, serta mengandung asam carnosic dan asam rosmarinic, yang membantu menghambat oksidasi lemak dan pertumbuhan mikroorganisme. Ekstrak rosemary sering digunakan sebagai pengganti bahan pengawet kimia karena khasiatnya yang efektif. Ekstrak rosemary terbukti efektif dalam mengawetkan sosis atau saus salad kalengan. Dengan menggunakan ekstrak rosemary, bahan makanan, terutama makanan kaleng, dapat memiliki umur simpan hingga 6 bulan.

Cabai Rawit

Cabai rawit, selain dikenal sebagai bumbu yang memberikan rasa pedas pada hidangan, juga dapat menjadi salah satu bahan pengawet alami terbaik untuk makanan. Umumnya, saus pedas mengandung sejumlah cuka, yang membantu melawan bakteri dan menjaga kebersihan makanan, memperpanjang masa simpannya, dan membuatnya tetap segar lebih lama. Bahkan, sedikit tambahan cabai rawit pada dessert atau smoothie dapat memperpanjang masa simpannya, sambil memberikan sentuhan pedas yang khas.

Biji Sesawi

Biji sesawi, atau mustard, adalah tumbuhan yang telah dibudidayakan selama ribuan tahun untuk bijinya, yang kemudian digunakan sebagai bahan baku dalam rempah-rempah moster. Biji sesawi ini juga dapat berperan sebagai bahan pengawet alami untuk makanan. Ketika biji sesawi ditambahkan ke dalam hidangan, mereka memiliki kemampuan untuk melawan bakteri beracun yang dapat merusak makanan.

Baca Juga  Efek Positif Minum Teh Setiap Hari pada Tubuh Anda

Sebelumnya, biji sesawi dianggap sebagai limbah yang memiliki nilai rendah dan sering dibuang begitu saja. Namun, berkat penelitian yang terus dilakukan, para peneliti mengusulkan bahwa menggunakan limbah ini sebagai pengawet makanan dapat memberikan manfaat yang signifikan. Efek antibakteri pada pengawetan makanan ternyata bermanfaat, dan biji sesawi telah terbukti membantu dalam proses pengawetan makanan.

Lemon

Lemon adalah sumber alami asam sitrat sehingga berpotensi sebagai bahan pengawet alami makanan yang sangat baik. Bagian utama yang memberikan kemampuan pengawetan pada lemon adalah kulit dan dagingnya. Untuk memanfaatkannya, perasan lemon dapat ditambahkan ke atas hidangan atau langsung pada makanan setelah dimasak.

Cuka

Cuka adalah bahan makanan hasil fermentasi dari larutan gula dan air. Larutan asam ini merupakan pengawet alami yang efektif. Cuka mengandung asam asetat yang memiliki kemampuan untuk membunuh mikroba dan menghambat pembusukan makanan. Menambahkan cuka ke dalam makanan tidak hanya dapat memperpanjang masa simpannya, tetapi juga membantu meningkatkan rasanya.

Gula

Gula, dengan butiran halus yang mirip dengan garam, bukan hanya sebagai pemanis tetapi juga berperan sebagai bahan pengawet alami yang membantu makanan menghilangkan air dan mikroorganisme. Cara kerja gula sebagai pengawet mirip dengan garam, yaitu melalui osmosis atau dehidrasi.

Gula akan menarik air dari mikroorganisme yang dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri dan kemudian membunuhnya, menjaga makanan tetap segar untuk jangka waktu yang lebih lama. Proses pembuatan jeli dan selai juga melibatkan penggunaan gula dengan cara yang serupa. Karena itu, jeli atau selai biasanya dapat disimpan pada suhu ruangan untuk jangka waktu yang cukup lama.

Selain itu, menambahkan gula pada buah adalah cara yang efektif untuk mengawetkan produk seperti buah, bawang, dan daging seperti bakon, sambil meningkatkan rasa menjadi lebih lezat dan dapat bertahan bertahun-tahun di dalam toples tertutup. Mirip dengan madu alami yang dapat mengawetkan makanan saat terendam di dalamnya, gula juga memiliki efek pengawet yang sama.

Madu

Madu adalah bahan makanan terakhir yang dapat digunakan sebagai pengawet alami. Ini adalah gula alami yang lebih sehat, berasal dari lebah madu dan serangga lainnya. Madu telah digunakan selama bertahun-tahun dan masih digunakan hingga saat ini, termasuk sebagai bahan pengawet yang efektif.

Orang Mesir kuno sering menggunakan madu untuk mengawetkan makanan karena kualitas pengawetannya. Saat ini, madu dapat digunakan untuk mengawetkan hampir semua jenis makanan. Selain itu, madu juga bisa digunakan untuk mengawetkan benih taman agar tetap bertahan selama musim dingin. Produk hewani seperti telur atau potongan daging juga bisa bertahan lama jika direndam dalam madu.

Keunggulan madu adalah kemampuannya untuk tidak merusak, sehingga apa pun yang direndam di dalamnya dapat bertahan bertahun-tahun. Pemilihan jenis madu yang tepat sangat penting dalam pengawetan makanan. Madu alami tanpa tambahan bahan lain akan menjadi yang terbaik untuk pengawetan. Makanan yang disimpan dengan madu buatan akan membusuk dalam beberapa hari, sedangkan madu alami memiliki masa simpan yang sangat panjang.

Ada banyak bahan makanan yang dapat digunakan sebagai pengawet alami, dan beberapa di antaranya juga memiliki manfaat tambahan. Jenis bahan makanan dan teknik penyimpanan yang digunakan akan mempengaruhi berapa lama makanan dapat bertahan, mulai dari hitungan minggu hingga bulan. Namun, karena beberapa bahan memiliki profil rasa yang berbeda, penggunaannya dapat memengaruhi rasa makanan yang diawetkan.

Buzz Biteyear

By Buzz Biteyear

To infini-tea and BEE-yond the scrumptious galaxy of flavors, where every bite is an interstellar delight! Join Buzz Light-yearning for a taste of adventure as he explores the delectable universe of cuisine, from Pizza Planet to the Milky Way-cake. Get ready to savor your way to infini-tea and BEE-yond!